Friday, March 14, 2008

SUNSET: Tetap Rock n’ Roll...

Bisa Boogie

Pelan tapi pasti kau cari
perhatianku...
Pelan tapi pasti kau masuk ke dalam
hatiku ...
Kalaupun “bisa” malam ini
Apa esok nanti masih bisa lagi ...

(Sunset)

Itulah potongan lirik lagu berjudul “Bisa Boogie”. Lirik genit yang diekspresikan lewat genjrengan gitar distorsi ala pentolan group band Kota Medan: Sunset.

Kehadiran band yang satu ini serasa mengingatkan kita kembali pada aksi-aksi panggung era 70-an. Era di mana band-band beraliran rock n’ roll dan blues pernah merajai panggung musik dunia.

Sebut saja misalnya band legendaris asal Inggris, Led Zeppelin yang getol dengan tajamnya petikan gitar Jimmy Page dan vokal Robert Plan. Atau, Deep Purple yang khas dengan sayatan gitar Ritchie Blackmore, lengkingan vokal Ian Paice dan lincahnya jari John Lord memainkan organ Hammond. Hingga Mick Jagger, Rolling Stone. Dan Sting, The Police.

Dalam setiap aksi panggungnya, Sunset memang kerap membawakan repertoir band-band legendaris tersebut. Di antaranya, “Dryer Maker” dari Led Zeppelin hingga “So Lonely” dari The Police hingga reggae ala rastamania Jamaica Bob Marley. Dan repertoir sejenis lainnya.

Sunset dibentuk pada 1997. Diawali dengan pertemuan empat anak muda: Bengbeng (gitar), Arief (Bass), Ade (Drum) dan Alit (vokal), yang sering nongkrong di kantin kampus Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

Band Sunset yang beraliran rock n’ roll dan blues pun semakin komplit dengan tambahnya seorang saxoponis, Bang Tahan (BT). Membuat band ini terlihat semakin berkarakter dan melambungkan namanya. Sehingga Sunset kerap menjadi bintang tamu mengisi perhelatan-perhelatan musik kampus. Juga even-even musik lainnya.

Mini album

Keseriusan bermusik Sunset terus berlanjut. Hingga band yang sering gonta-ganti basis itu sempat menciptakan lima judul lagu, yang rencananya akan dikemas dalam sebuah mini album.

“Tiga diantaranya sudah sempat sering diperdengarkan di radio-radio Medan,” kata Bengbeng ketika ditemui di studionya: Beng Beng Studio, di Jl Jamin Ginting Gg Senina No 11 Medan, baru-baru ini.

Ketiga lagu itu: “Bisa Boogie”, “Langgam Penipu”, dan “Bunga” dibuat pada 2002. Sayangnya album mini itu gagal ditelurkan karena keterbatasan waktu. “Beberapa personil sempat bekerja sehingga sulit untuk bertemu kembali,” kata Bengbeng, yang belakangan sering menggantikan sang vokalis pada beberapa aksi panggung.

Belakangan, raungan Sunset pun mulai jarang terdengar. Bahkan disebut-sebut sudah “mati suri” seperti yang menimpa nasib Summer Blues dan Janur; dua band lain beraliran musik sama yang juga sempat merajai Kota Medan.

Bengbeng, sang gitaris yang juga salah satu motor Sunset, tidak menepis anggapan itu. “Memang sempat fakum. Tapi, bukan berarti sudah mati. Sunset masih ada. Sejak awal kita sudah komit dengan itu,” kata pengagum gitaris blues Steve Ray Vaughan itu.

“Buktinya, belum lama ini Sunset masih sempat main. Kita diundang untuk mengisi acara peresmian sebuah perusahaan,” kata Bembeng. So, itu berarti Sunset masih tetap rock’n roll ...!

No comments: